Orang shaleh = Ahli sedekah.

Selasa, 09 Juli 2013

Ormas Islam = Jamaah Islam


1.  Ormas-ormas keagamaan Islam sebaiknya menggunakan nama depan “Jamaah/Jemaat/Jam’iyyah” sebagaimana perkumpulan-perkumpulan Kristen menggunakan nama depan “Gereja” (misalnya gereja Katolik, Gereja Protestan, Gereja Ortodok, dsb) untuk membedakannya dengan ormas-ormas non keagamaan.

2.  Setiap perkumpulan/ormas Islam sebaiknya memiliki Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) untuk mendidik calon-calon pemimpin perkumpulan masing-masing sebagaimana setiap perkumpulan Gereja Nasrani memiliki seminari atau Sekolah Tinggi Teologia (STT) untuk mendidik calon-calon pemimpin (pastor-pastor/pendeta-pendeta) masing-masing.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Seminari adalah tempat pendidikan bagi calon rohaniwan Kristiani, entah itu Kristen yang mendidik pendeta atau Katolik yang mendidik pastor. Seminari berasal dari kata Seminarium dari bahasa Latin yang terbentuk dari kata dasar semen, artinya benih. Maka, Seminari berarti tempat penyemaian benih. Maksudnya, benih panggilan rohani yang ada pada seseorang, disemaikan dengan pendidikan di Seminari. Di Gereja Katolik ada jenjang Seminari Menengah (setingkat SMA) dan Seminari Tinggi (setingkat perguruan tinggi). Seminari merupakan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh pihak Kristen (Katolik, Ortodoks maupun Protestan) serta Yahudi untuk mendidik calon pemimpin agama mereka. Sekolah-sekolah ini kadang-kadang disebut pula sekolah teologi. Sekolah Alkitab cenderung memberikan pendidikan serupa, namun orientasi pendidikannya biasanya evangelikal atau fundamentalis.

3.  Setiap ormas Islam sebaiknya mengadakan Madrasah Diniyah Tingkat Dasar sebagaimana perkumpulan-perkumpulan nasrani mengadakan Katekisasi.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Katekisasi adalah bentuk dasar pelajaran agama, biasanya disampaikan secara lisan dan di bawah bimbingan seorang orang tua, pendeta atau pastor, guru agama, atau orang-orang lain yang memegang jabatan tertentu di gereja (termasuk diakon, biarawan atau biarawati yang mengajukan serangkaian pertanyaan dan memberikan petunjuk kepada para siswanya untuk memahami jawaban-jawaban yang diberikan. Kateketik adalah praktik pengajaran ini, atau pembelajarannya, termasuk latihan dalam memberikan pengajaran ini. [1] Katekumen adalah orang yang terlibat dalam pengajaran keagamaan ini.

Katekisasi atau Katekese berasal dari kata kerja bahasa Yunani Κατεχειν (katekhein), yang berarti memberitakan, memberitahukan, mengajar, dan memberi pengajaran. Dalam perjanjian baru misalnya, Lukas 1:4, Kisah Para Rasul 18:25, 21:21, 24, Roma 2:17-18,1 Korintus 14-19,dan Galatia 6:6. Disimpulkan bahwa arti kata Katekhein lebih ditekankan pada mengajar bukan dalam arti intelektualistis tetapi lebih kepada arti praktis, yaitu mengajar atau membimbing seseorang, supaya ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya. Katekisasi yang berlangsung dalam gereja berarti, kegiatan pengajaran iman yang membimbing seseorang (atau beberapa) agar ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya. Katekisasi tidak semata-mata melakukan transfer pengetahuan Alkitab, melainkan lebih menekankan pada upaya menyampaikan pemahaman isi Alkitab. Oleh karena itu, katekisasi yang dilakukan gereja adalah kegiatan pengajaran yang penting tentang iman juga merupakan pembentukan iman dari peserta katekisasi (katekisan atau calon warga sidi jemaat), sehingga melalui katekisasi warga gereja dilengkapi untuk mengenal dan percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus sehingga sanggup menghayati, mentaati dan melaksanakan imannya dalam keluarga, gereja dan masyarakat (Efesus 4: 12-13).
Dalam katekisasi biasanya memiliki kurikulum seperti pada gereja GPIB melalui ketetapan sidang sinode XIV 1986. Kurikulumnya memiliki kurang lebih 48 kali pertemuan dalam enam pokok bahasan yang setiap akhir sub pokok pembahasan akan ada evaluasi rutin sebelum peneguhan. Lamanya seorang Katekisan menjalani masa ini tergantung pada peraturan gereja tempat ia berkatekisasi. Berikut pokok bahasan yang biasa digunakan:
Pembinaan Warga Gereja
  • Sejarah Katekisasi
  • Katekisasi & Sidi dalam lingkup gereja
  • Evaluasi
Alkitab
  • Sejarah penulisan Alkitab
  • Fungsi
  • Struktur pembagian perjanjian lama
  • Tema-tema perjanjian lama
  • Struktur pembagian perjanjian baru
  • Tema-tema perjanjian baru
  • Evaluasi
Ajaran Gereja
  • Sejarah pengakuan iman dan pemahaman iman
  • Ke-tritunggal-an Allah
  • Allah Bapa
  • Yesus Kristus
  • Roh Kudus
  • Kerajaan Allah
  • Manusia
  • Dosa, Anugerah, Pengampunan, Pertobatan dan Hidup baru
  • Pengertian Sakramen
  • Sakramen Baptisan
  • Sakramen Perjamuan
  • Manusia dan Lingkungan Hidup
  • Pemberdayaan Sumber daya Insani
  • Pemahaman Iman
  • Evaluasi
Konteks Gereja
  • Panggilan dan pengutusan Gereja
  • Gereja dan Negara
  • Sejarah Gereja umum
  • Sejarah Gereja di Indonesia
  • Gerakan ke-esaan
  • Aliran-aliran di sekitar dan di dalam Gereja
  • Sejarah Gereja (mis. GPIB, GKP, HKBP,Dll)
  • Struktur dan penatalayanan Gereja
  • Fungsionaris Pelayanan Gereja
  • Evaluasi
Ibadah dan Berdoa
  • Ibadah persekutuan
  • Doa, Puasa dan Reatreat
  • Nyanyian Ibadah dan Musik Gereja
  • Hari-hari raya Gereja
  • Tata Ibadah
  • Simbol, perangkat dan penunjang ibadah
  • Evaluasi
Kapita Selekta
  • Mengenal Agama & Kepercayaan lain di Indonesia
  • Etika pergaulan
  • Perkawinan
  • Rumah tangga
  • Etos kerja
  • Evaluasi
Akhir dari proses Katekisasi, peserta katekisasi akan menerima Peneguhan Sidi atau peneguhan atas pengakuan iman percaya mereka. Menurut R. J. Porter peneguhan sidi adalah, peneguhan yang bukan sakramen tapi berkaitan dengan sakramen-sakramen. Baptisan dewasa dilayankan bersama peneguhan sidi. Baptisan usia anak kemudian dilanjutkan dengan sidi, maka hal ini peneguhan sidi adalah kesempatan untuk mengakui iman di hadapan jemaat sebagai pernyataan, bahwa janji orangtua telah ditepati dan sang anak percaya kepada Yesus Kristus. Melalui peneguhan sidi, seseorang diterima sebagai anggota jemaat yang bertanggung jawab untuk mengambil bagian dalam pelayanan jemaat, dan diijinkan dalam perjamuan kudus.

Peneguhan sidi adalah bagian dari pengakuan iman dalam gereja-gereja Protestan. setelah melakukan katekisasi, seseorang bisa diteguhkan melalu peneguhan sidi oleh Pendeta Jemaat melalui Upacara Liturgi di hadapan sidang jemaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar